Selasa, 13 September 2011

Perahu

Dan perahu itu sudah mampu mengarungi samudera. Tinggal kau tarik layar, isi ia dengan bahan bakar, arahkan kemudi dengan benar. Jangan lupa kau periksa jala, pancing dan pukatnya. Siapa tahu, ada lubang disana-sini atau mata pancingnya tak terikat dengan benar. Aku sudah membantumu membuat perahu itu setelah engkau memberikan setumpuk uang, lusa lalu. Aku juga sudah memasang kompas, merajut jala dan pukat serta membeli mata kail yang lumayan bagus untuk pemula seperti kita.


Ke depan, tak mungkin ada dua nahkoda di satu perahu. Aku mengerti itu kawan. Karena itu, tak salahnya jika aku berlabuh di dermaga ini saja. Kubiarkan kau mengarungi samudera sendirian, karena aku tahu kau bisa. Toh tinggal menjalankannya saja dengan benar. Hati-hati kawan, perahu bagus itu bisa saja karam jika kau tak memerhatikan arah bintang kejora dan karang-karang laut yang bercokol di dasar-dasar lautan itu....

Aku kan memerhatikanmu dari kejauhan. Aku juga kan mendengar kabarmu dari nelayan-nelayan lain yang kan merapat di dermaga ini nantinya. Aku harap, kau mampu membawa pulang ikan tuna besar untuk pakan keluargamu dan para awak kapal kita itu.<!--more-->

Ku yakin kamu bisa. Apalagi mereka yang bekerja padamu itu sudah kita berikan latihan singkat, jika kau nanti sakit dan tak bisa melihat kompas lagi. Dirimu juga sudah mempunyai penasehta ulung disisimu. Selamat kawan. Selamat tinggal pada perahu yang kita bangun. Semoga ia tak karam selama dua tahun ke depan. Semoga juga kau dapat memperoleh hasil tangkapan yang lebih baik dari sekarang.

Aku hanya berharap, tak satupun dari alat-alat penangkap ikan itu kau buang. Baik itu jala, pancing maupun pukat. Karena dari ketiganya itu, pasti bisa memberikan hasil lebih untuk mu.

Mengenai pancing, biarkan saja untuk beberapa bulan ke depan ia mendapat tangkapan yang sedikit. Bukan karena ia tak bagus, mungkin kau saja yang belum pandai memasang umpan. Jika terlalu dini kau buang pancing atau kau jual, nanti kau akan menyesal.

Tambahkan saja pelampung atau timah di benangnya. Atau mungkin saja umpan yang kita pasang selama ini, kurang bagus dengan samudera yang terkena dampak pemanasan global sekarang ini.

Apapun ceritanya, kawan. Aku kan bahagia jika kau berhasil mengarungi samudera dan membawa tangkapan ikan yang banyak nanti dengan perahu itu...Aku tak kan meminta hak ku sebagai pembawa perahu. Cukuplah bahagia bagi ku jika kau mampu membuktikan padaku, dengan perahu yang kita bangun itu kau bisa merubah kehidupanmu yang tak hanya bergantung pada hasil tani mu saja.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar