Bab II
Kisah di Hari Natal
Aku memang keras kepala. Begitu julukan seorang kekasih pada ku, sejak ku putuskan untuk bergelut dalam kancah perpolitikan kampus, tiga minggu lalu. ”Kenapa harus abang. Kan bisa saja orang lain. Tak usah lah dirimu menyibukkan diri dengan dunia politik yang tak punya muara itu,” sergap gadisku, Fera saat ku ungkapkan ingin menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan ketua umum tempat organisasi kami bernaung.